Kebijakan Politik Kerukunan Antaragamadi Indonesia pada Masa Orde Baru
Keywords:
New Order Policy, Religious Communities, HegemonyAbstract
New Order has given the character and style of interreligious relations up to now. But the basic framework of the religious policy of the colonial era, both the Dutch and Japanese, still must be borne in succession to carve his footsteps. This has very important implications in the management of pluralistic society, because with this paradigm also strengthened the notion that ethnic diversity, traditions, culture and beliefs of various community groups must be eliminated so that the unity imaginable can be realized. There, assimilation and harmony so basic spirit which is then translated into policies, not least the policy of interreligious harmony. Indeed, interreligious harmony has long been an obsession of the New Order regime. In fact, if you want to be tracked, the discourse about harmony emerged and strengthened with the rise and strengthening of the regime led by Suharto at that time. This article talks about the various policy New Order related to inter-religious relations in Indonesia in the past.
Downloads
References
Aritonang, Jan S. Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. Jakarta: Gunung Mulia, 2004.
Boland, B.J. Pergumulan Islam di Indonesia 1945-1970. Jakarta: Grafiti Press, 1985.
Departemen Agama RI. Kompilasi Peraturan Perundang-Undangan Kerukunan Hidup Umat Beragama. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Beragama, Badan Litbang dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2004.
Dhakidae, Daniel. Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Effendy, Bahtiar. Islam dan Negara: Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia. Jakarta: Paramadina, 1998.
Instruksi Menteri Agama Nomor 5 Tahun 1981, tanggal 11 Maret 1981.
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 455.2‐360 tanggal 21 April 1988 Bagian Kedua.
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 455.2‐360 tanggal 21 April 1988 Bagian Keenam.
Jones, Gavin W. “Agama‐Agama di Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya.” Redaksi LP3ES. Agama dan Tantangan Zaman: Pilihan Artikel Prisma 1975-1984. Jakarta: LP3ES, 1985.
Karim, M. Rusli. Dinamika Islam di Indonesia: Suatu Tinjauan Sosial dan Politik. Yogyakarta: Hanindita, 1985.
Lampiran Keputusan Menteri Agama No. 35/1980.
Pedoman Dasar MUI. Peraturan Perundang-Undangan Kehidupan
Beragama. Jakarta: Sekretariat Jenderal Biro Hukum dan Humas Depag RI, 2000. Piagam Berdirinya MUI.
Rumadi. Masyarakat Post-Teologi: Wajah Baru Agama dan Demokratisasi Indonesia. Bekasi: Gugus Press, 2002.
Saidi, Anas (ed.). Menekuk Agama, Membangun Tahta: Kebijakan Agama Orde Baru. Jakarta: Desantara, 2004.
SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1979.
Suara Muhammadiyah, Edisi No. 25 Tahun 1963.
Sudjangi. Kajian Agama dan Masyarakat III: Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama, 15 Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Agama, 1975-1990. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Agama, 1992/1993.
Sutanto, Trisno S. & Martin L. Sinaga (eds.). Meretas Horison Dialog: Catatan dari Empat Daerah. Jakarta: ISAI‐MADIA‐TAF, 2001.
Umam, Saiful. “K.H. Wahid Hasyim: Konsolidasi dan Pembelaan Eksistensi.” Azyumardi Azra & Saiful Umam (eds.). Menteri-Menteri Agama RI: Biografi Sosial-Politik. Jakarta: INIS, PPIM, dan Balitbang Depag RI, 1998.
Willis, Avery T. Jr. Indonesia Revival: Why Two Millions Come to Christ. South Pasadena: William Carey Library, 1977.