Analisis Kemampuan Kognitif Calon Guru SD Dalam Pembelajaran Konsep IPA Jenjang Kelas Tinggi
Keywords:
Kemampuan kognitif, calon guru SD, pembelajaran IPA, berpikir logis, kemampuan analitis, kemampuan kreatifAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan kognitif calon guru SD dalam pembelajaran konsep IPA di jenjang tinggi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen, yang kemudian diolah dan dianalisis menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis, analitis, dan kreatif calon guru berada pada kategori cukup baik. Calon guru mampu mengorganisir informasi secara sistematis, membuat kesimpulan berdasarkan fakta, serta mengembangkan strategi pembelajaran yang inovatif. Namun, beberapa calon guru masih mengalami kesulitan dalam menjelaskan konsep-konsep kompleks dan mencari solusi yang efektif. Temuan ini mengindikasikan bahwa kemampuan kognitif calon guru SD tidak hanya ditentukan oleh faktor akademis, tetapi juga oleh motivasi, minat, dan pengalaman mengajar. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dan bimbingan yang komprehensif untuk membantu calon guru mengembangkan kemampuan kognitif mereka. Penelitian ini juga mendukung temuan sebelumnya yang menunjukkan pentingnya kemampuan berpikir logis, analitis, dan kreatif dalam pembelajaran sains. Dengan meningkatkan kemampuan kognitif calon guru, diharapkan kualitas pembelajaran sains di sekolah dasar dapat ditingkatkan, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep sains dengan lebih baik dan tertarik untuk belajar sains
References
Alawiyah, N. S. et al. (2017). Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Menggunakan Metode Indeks Respon Kepastian (IRK) Pada Materi Impuls dan Momentum Linear di SMA Negeri 2 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), 2(2), 272-276.
Alwan, A. A. (2011). Misconception of Heat and Temperature Among Physics Students. Procedia Social and Behavioral Sciences, 12, 600-614.
Artiawati, P. R. et al. (2016). Identifikasi Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi Menggunakan Three Tier-Test Pada Materi Gerak Lurus Beraturan (GLB). JIPF: Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika, 1(1), 13-15.
Asmin, La Ode & Rosdianti. (2021). Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 04 Bombana dengan Menggunakan CRI Pada Konsep Suhu dan Kalor. Konstan: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika, 6(2), 80-87.
Herayanti, L. dan Habibi. (2015). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Calon Guru Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1(1), 61-66.
Ilhami, A. et al. (2019). Implementation of Science Learning With Local Wisdom Approach Toward Enviromental Literacy. Journal of Physics: Conference Series, 1157(2).
Kurniawan, Yudi dan Suhandi, Andi. (2015). The Three-Tier Test for Identification The Quantity of Stundent’s Misconception on Newton’s First Law. Globalluminators Publishing, 2.
Musyarrofah, Nur Rizki. (2018). Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Pendidikan Fisika Pada Topik Suhu dan Kalor. Risenologi KPM UNJ, 3(2), 76-80.
Nurfiyani, Y. et al. (2020). Analisis Miskonsepsi Siswa SD Kelas V Pada Konsep Sifat-sifat Cahaya. JNSI: Journal of Natural Science and Integration, 3(1), 77-86.
Putra, Sitiatava Rizema. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press.
Resbiantoro, G. & Nugraha, A. W. (2017). Miskonsepsi Mahasiswa Pada Konsep Dasar Gaya dan Gerak Untuk Sekolah Dasar. JPS: Jurnal Pendidikan Sains, 5(2), 80-87.
Safitri, N. S. et al. (2022). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Kalor dan Perpindahannya di Kelas VII SMP Negeri 5 Sungai Kakap. Jurnal Pendidikan Sains dan Aplikasinya (JPSA), 3(1), 1-6.
Simon, E. J. et al. (2016). Essential Biology (6th edition). Pearson Education.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Thompson, F. & Logue, S. (2006). An Exploration of Common Students Misconception in Science. International Education Journal, 7(4), 553-559.